bisnis online
bisnis online

Thursday, 30 May 2013

Perencanaan Tanam

Perencanaan Tanam

Dalam menyusun Pola Tanam pada suatu daerah irigasi perlu di perhatikan hal-hal sebagai berikut :
  • Keinginan dan kebiasaan petani
  • Kebijaksanaan pemerintah
  • Kesesuaian lahan terhadap jenis tanaman
  • Ketersediaan air
  • Iklim dan hama
  • Ketersediaan tenaga kerja
  • Output dan Input usaha tani



 Rencana tanam dan persetujuan Panitia Irigasi
      Rencana Tata Tanam Global (RTTG):
  1. Pada akhir bulan juni P3A menyusun rencana luas tanam per petak tersier, menggunaan blangko 01-O.
  2. Pada pertengahan bulan Juli Juru Pengairan menyusun rencana tanam per kejuron per masa tanam dengan menggunakan blangko 02-O.
  3. Pada akhir juli Panitia Irigasi Kabupaten Dati II membuat surat keputusan tentang Rencana Pola Tanam yang lampirannya menggunakan Blangko 03-O yaitu lampiran Keputusan Panitia Irigasi Mengenai Rencana Tata Tanam Global (RTTG).

Rencana Tata Tanam Detail
  1. Cabang Dinas mengisi Blangko 02-O Rencana Tanam per kejuron per masa tanam kolom keputusan Panitia Irigasi berdasarkan RTTG.
  2. Selanjutnya Cabang Dinas mengisi 01-O Rencana Luas Tanam per petak tersier pada kolom Keputusan panitia Irigasi.

wilayah kerja


URAIAN SINGKAT



URAIAN SINGKAT DI. LAME
I. 1.Lokasi Daerah Irigasi Lame meliputi :
      3 (tiga) Kecamatan
         1. Kec. Japara                             609   Ha : 7 Desa
         2. Kec. Cigandamekar                339   Ha : 6 Desa
         3. Kec. Cipicung                         63     Ha : 1 Desa
         Jumlah :                                     1011 Ha : 14 Desa

II.  Pengelolaan DI Lame Kemantren / Juru
      Pengairan dan dari Dinas BPSDA Cimanuk Cisanggarung
      Wilayah Cirebon.PB. 3 orang dan PPA 10 orang = 13 orang

III. Batas Areal DI Lame
      1. Sebelah Utara : DI Katiga
      2. Sebelah Selatan : Pasir Garatengah / DI Sindangbarang
      3. Sebelah Barat : DI Cilangkap / DI Cipendey
      4. Sebelah Timur : DI Cibatu / Kali Cibatu

IV. Personil UPTD
       1. Kep. UPTD Wil.Cilimus : 1 orang
       2. Staf Kasubag TU : 1 orang
       3. Staf OP : 4 orang
       4. Mantri / Juru Pengairan : 3 orang
       5. PB dan PPA : 13 orang

V.  Sumber Air
      1. Mata Air Cibulan
      2. Kali Cimanis

VI. Areal
      Luas Baku 1272
      Luas Irigasi 1011 Ha.

VII.Bangunan Utama DB Lame
VIII.Bangunan BA / Bangunan Air
       1. Bd. Pengambilan 3 buah
       2. Bangunan Bagi 3 buah
       3. Bangunan Sadap 62 buah
       4. Bangunan Pelengkap 44 buah
       5. Alat ukur 25 buah
       6. Saluran Pembuang 1buah

IX. Saluran
      1. Sal. Induk Lame             300      m
      2. Sal. Sek. Lame               1400    m
      3. Sal. Ongkot                    4200    m
      4. Sal. Kareo                      2300    m
      5. Sal. Garatengah            2700    m
      6. Sal. Kiarakoneng           700      m
      7. Sal. Cikeleng                 3100    m

X. Petek Tersier 62 buah

XI.Operasi Pola Tanam
     1. Padi - Padi – Palawija
     2. Padi – Palwija – Padi
     3. Tebu
XII. Rencana Tanam
     1. Debit kemampuan 10 Tahunan
     2. Evaluasi Tanam tahun yang lalu
     3. Keputusan Panitia Irigasi

XIII. Pembagian Air
        Berdasarkan faktor K
        Debit kebutuhan 15 harian x 100 %
        Dengan menggunakan blanko 05-0
        s/d 09-0 yang saling terkait

XV. Sungai / kali Cimanis melayani
      1. DI Lame : 1011 Ha
      2. DI Katiga : 1010 Ha
      3. DI Cihambar : 63 Ha
      4. Kebutuhan air giling 2 pabrik gula
      5. Suplesi ke UPTD Sindang Laut
          Kab. Cirebon
          Bila air dibawah normal / kebutuhan,
          air tersebut digilir / gursat atau menurut prioritas
XVI. Rehabilitas / Pemeliharaan
         Rehabilitas : dilaksanakan tahun 1978 Prosida
         s/d 1982 1988 Sm s/d 1991 1992 Eom 1995,2004 BBWS , 2009 BPSDA
         Pemeliharaan :
         1. Pemeliharaan rutin
         2. Pemeliharaan berkala
         3. Pemeliharaan Tahunan
         4. Pemeliharaan Darurat

       1. Pemeliharaan Rutin dilaksanakan setiap hari untuk
           pekerjaan irigasi : babad rumput , perbaikan tanggul bocor
           dan buang sampah dan lain-lain
       2. Pemeliharaan Berkala untuk pekerjaan ringan berupa
           Pelunasan pintu, pengurusan lumpur pada bangunan dll
       3. Pemeliharaan Tahunan untuk pekerjaan yang agak berat
           Dan memerlukan bahan, dapat dilaksanakan dengan swakelola atau dikontrakan
           Pada saat ini O dan P di tangani oleh BPSDA Cimanuk Cisanggarung
           wilayah Cirebon
VXII. Perkumpulan Petani Pemakai Air { P3 A }Mitra Cai
          Telah terbentuk 6 unit P3A Mitra Cai
          Dan 1 Gabungan P3A Mitra Cai



bangunan irigasi dan fungsinya

Bangunan Irigasi Dan Fungsinya

BangunanPenguras:
Fungsinya adalah untuk mengurangi aliran yang bergolak ( Turbulent ) yang terjadi di dekat intake. Puncak ambang dari under sluice dijaga agar lebih rendah dari puncak ambang bendung, sehingga akan membantu membawa debit pada musim kering ke arah under sluice.
Fungsi dan Pengertian Bendung :
Bendung merupakan salah satu apa yang disebut dengan Diversion Hard Work, yaitu bangunan utama dalam suatu jaringan irigasi yang berfungsi untuk menyadap air dari suatu sungai  sebagai sumbernya.


Bangunan Pembilas :
Pada hulu bendung tepat di hilir pengambilan, dibuat bangunan pembilas guna mencegah masuknya bahan sidemen kasar ke dalam saluran irigasi.
Ada empat tipe, yaitu:

  1. Pembilas pada tubuh bendung dekat pengambilan.
  2. Pembilas bawah
  3. Shunt undersluice
Kantong Lumpur :
Berfungsi untuk mengendapkan fraksi-fraksi sedimen yang lebih besar dari fraksi pasir halus ( 0,06 s/d 0,07mm ) dan biasanya ditempatkan persis disebelah hilir bangunan pengambilan. Bahan-bahan sedimen yang telah mengendap dalam kantung lumpur kemudian dibersihkan secara berkala melalui saluran pembilas kantong lumpur dengan aliran yang deras untuk menghanyutkan endapan-endapan itu ke sungai sebelah hilir.

Kolam olak :
Kolam olak adalah suatu konstruksi yang berfungsi sebagai peredam energi yang terkandung dalam aliran dengan memanfaatkan loncatan hidraulis dari suatu aliran yang berkecepatan tinggi. Kolam olak sangat ditentukan oleh tinggi loncatan hidraulis, yang terjadi di dalam aliran.

tabung curah hujan :

Fungsi tabung curah hujan  untuk mengukur level air dan mengukur konduktivitas air



 Bangunan Bagi.
Bangunan bagi berfungsi membagi air dari saluran primer ke saluran sekunder. Bangunan ini dilengkapi dengan pintu-pintu ukur yang bertujuan untuk mengukur pembagian air dengan teliti, kesaluran-saluran yang dilayani. Salah satu dari pintu tersebut berfungsi sebagai pintu pengatur muka air,sedangkan pintu-pintu lainnya mengukur debit. Biasanya pintu pengatur dipasang pada saluran terbesar Bangunan bagi akan memberikan air ke saluran sekunder, dan oleh karenaitu harus melayani lebih dari satu petak tersier. Kapasitas pintu ukurnya umumnya lebih dari 0,25M3/dt
1.Alat ukur debit Romijn.
2.Alat ukur debit Crump de Gruyter.
3.Alat ukur debit Ambang Lebar.
Tipe mana yang akan dipilih, tergantung daripada ukuran saluran sekunder yang akan diberi air, sertabesarnya kehilangan tinggi energi yang diizinkan. Untuk kehilangan tinggi energi yang kecil, alat ukurRomijn dapat dipakai hingga debit sebesar 2,00 M3/dt

 Bangunan Sadap.
Bangunan Sadap berfungsi memberikan air dari saluran sekunder atau primer ke petak-petak tersier.Umumnya kapasitas pintu ukurnya berkisar antara 50 sampai dengan 250 l/dt. Pintu ukur yang paling cocok untuk ini adalah pintu ukur Romijn, jika muka air hulu diatur dengan bangunan pengatur. Bila kehilangan tinggi energi tidak begitu menjadi masalah dan muka air banyak mengalami fluktuasi, maka dapat dipilih pintu ukur Crump de Gruyter. Harga antara debit maksimum/minimum untuk alat ukur ini lebih kecil daripada harga antara debit untuk pintu Romijn. Pada saluran irigasi yang harus tetap memberikan air selama debit sangat rendah, alat ukur Crump de Gruyter lebih cocok, karena elevasi pengambilannya lebih rendah daripada elevasi pengambilan pintu Romijn.Sebaiknya dalam suatu daerah irigasi digunakan satu tipe bangunan sadap tersier, dan tidak dianjurkan untuk menggunakan beberapa tipe, karena akan menyulitkan eksploitasi. Untuk bangunan sadap tersier yang mengambil air dari saluran primer yang besar, dimana pembuatan bangunan pengatur akan sangat mahal, dan muka air yang diperlukan di petak tersier rendah dibandingkan dengan elevasi muka air selama debit rendah di saluran, akan menguntungkan untuk memakai bangunan sadap pipa sederhana,yang dilengkapi dengan pintu sorong sebagai penutup. Debit maksimum melalui pipa sebaiknya didasarkan pada muka air rencana di saluran primer dan petak tersier. Hal ini berarti bahwa walaupun mungkin debit terbatas sekali, petak tersier tetap dapat diairi bila tersedia air di saluran primer padaelevasi yang cukup tinggi untuk mengairi petak tersebut

 Mercu :
Fungsi mercu sebagai penentu tinggi muka air minimum di sungai bagian udik bendung; sebagai pengempang sungai dan sebagai pelimpah aliran sungai.


Entri Populer